Saturday, February 18, 2012

Sehari Bersama Alexandria

Ujian semester genap sudah berakhir, para mahasiswa Indonesia yang belajar di Universitas Al-Azhar sibuk dengan kegiatan masing-masing. Diantara mereka ada yang langsung terjun keladang organisasi, dan banyak juga yang menyusun jadwal untuk talaqqi dan masih banyak lagi kegiatan lain yang mereka lakoni. Aku dan teman-teman se-flatku memilih mengawali summer holidays dengan merenggangkan urat saraf yang lumayan lelah selama sebulan ujian. Kota Alexandria, itulah tujuan kami, sebuah daerah yang terletak di tepi pantai yang begitu menggoda bagi siapapun yang melihatnya, apalagi sampai menginjakkan kakinya disana.

Dengan menyewa mobil matrix, sedikit dipaksakan bisa muat 6 orang, maklum saja kami semua kurus-kurus (tapi yang jelas tetep macho bro). Brangkat pagi, perjalanan dari Kairo ke Alexandria memakan waktu 4 jam.

Sepanjang perjalanan Mas Agus dengan kacamata hitamnya nampak begitu serius menikmati perjalanan. Sesekali aku lihat speed melebihi 100 kadang 140, ah mungkin mas Agus sodara jauhnya mas Mark Webber. Sebenar aku mau aja jadi supirnya, tapi takutnya baru berjalan sebentar seluruh badan kami bakal penuh dengan perban, makanya saya ikhlaskan saja mas Agus yang jadi supir.

Beberapa kali salah jalan, tapi alhamdulillah selalu ada orang yang menunjukkan jalan kepada kami. Walaupun kadang jalan yang mereka tunjukkan salah juga, hahahaha, Orang Mesir klo menunjukkan sesuatu, bicaranya panjang lebar sampai-sampai tujuan aslinya tidak tercapai.

"Welcome To Alexandia", Kami memasuki pintu gerbang kota Alexandria. Dan tempat yang pertama kami tuju adalah perpustakaan Alexandria.

" Yaastho, maktabah Iskandariyah Fein ( Pak supir, perpustakaan Alexandria dimana)?" Tanya mas Agus ke sopir taxi yang ada disebalah mobil kami.
" Yamiin, wa ba'din 'alaa thull bahr( Kekanan, truz ntar lurus aja ada laut)", Pak supir menjelaskan rutenya.
" Ah, ada-ada aja si pak supir, kita kan nanya perpustakaan, kok dia nunjukin laut sih bro?" Aku menyelipkan tanda tanya.
" Wkakakka", (kami semua tertawa).
" Mungkin si Supir taxi tadi nyruh kita bunuh diri bro" Canda Hafiz, dan membuat kami tertawa untuk kedua kalinya.

Dan ternyata perpustakkan memang letaknya ditepi pantai, makanya pak supir jawabnya tadi seperti itu. Dari luar bentuk bangunannya unik menurutku. Setelah membeli tiket, kami ber 6 memasuki perpustakaan. Wah, sangat besar dan indah perpustakaannya, dilengkapi dengan internet gratis. Kami telusuri semua penjuru perpustakaan, disatu sudut ada tempat khusus mesin perceakan masa lalu. woww keren pokoknya.

Hampir 2 jam lebih kami didalam perpustakaan, kami melanjutkan perjalan ke benteng Quit Bay yang merupakan salah satu peninggalan bersejarah di kota Alexandria. Dari Quit Bay, selanjutnya mengunjungi masjid-masjid bersejarah dan kuburan para auliya.

Usai shalat asyar, kami kesebuah restoran untuk makan sore, mengisi perut yang sudah dari tadi minta jatah.

" Kepantai yuk, asyik neh sore-sore renang sambil main bola ", Ajak bang Berry.
" Setujuu " Jawabku sambil loncat-loncat.
" Bawa pakaian renang smua kan?" Sambung mas Agus.
" Wadduh, aku lupa bawa", Uda Burhan lupa membawa pakaian renangnya.
" Kamu pakai aku punya aja, aku gak ikut renang, mau istirahat dulu", Mas Agus menawarkan kepada uda Burhan.

Dengan ditemani mentari senja, kami menikmati indahnya pantai Cleopatra sambil main bola tangan. Pantainya juga tenang, tidah begitu berombak. Disepanjang pantai berjejeran kursi dan juga payung melengkapi kemolekan pantai Cleopatra. Sang mentari sudah bersemanyam diiringi dengan suara azan yang begitu merdu. Setelah mandi air tawar, kami menuju masjid untuk melaksanakan shalat magrib.

" Nongkrong kejembatan yuk, sepertinya malam-malam asyik disana", Mas Agus membuka pembicaraan.
" Yuk" Kami serempak menjawab.

10 menit kemudian kami sudah nongkrong dijembatan. Tiba-tiba datang polisi dan langsung menilang mobil kami, ternyata diatas jembatan ngak boleh parkir mobil. Dengan sedikit diplomasi kami dibebaskan setelah menunjukkan kartu mahasiswa Az- Azhar, walaupun akhirnya mereka meminta uang 25 Ponds.

Malampun semakin larut, setelah shalat isya kami langsung cabut menuju Kairo. Dalam perjalanan aku dan teman-teman hanya bisa diam karena capek, ada juga yang langsung tepar. Tapi mas Agus tetap setia mengemudi mobil walaupun sebenarnya lelah menimpa. 02.00 dini hari kami sudah sampai di Kairo, tanpa ada basa-basi kami semua langsung menuju kamar melepaskan lelah.







| Free Bussines? |

2 comments: